Baik, lupakan. Bukan itu yang ingin kutulis kali ini. Aku menyukainya tidak berdasarkan kriteria yang bagus. Itu hanya perasaan yang sudah sangat lama. Usang. Aku ingin membuangnya, dan kini tengah berusaha. Bukan lagi atas alasan tampan, putih, dan unggul segalanya dalam fisik. Untungnya semakin dewasa, aku semakin bisa melihat kebijaksanaan dunia. Tidak terbatas, alternatif, serta beraneka ragam.
Aku tidak ingin menjadi perempuan yang umum, banyak dijumpai di sana-situ. Bukan pun unik. Tak langka, namun juga tak sukar wataknya. Aku hanya ingin jadi berbeda… termasuk dalam selera. Sampai saat ini, aku sudah melihat banyak sekali sesuatu. Di antaranya ada yang membuatku tertarik hingga taraf sangat menyenangkan hati. Mampu membuat bibirku mengulas senyum. Mencerahkan langit mendung.
Aku perempuan, tentu yang kudambakan adalah kekasih lelaki. Dalam bayangan… aku selalu berharap mendapat dia yang dapat diandalkan. Kuat, seyogyanya anak jantan. Penuh tanggung jawab. Berjiwa pemimpin. Pandai tak perlu amat-amat, yang penting sanggup mengatasi masalah yang telah dibuat bila memang ada.
Dapatkah seorang lelaki diibaratkan dengan bunga? Kupikir… ya, bisa. Mawar merah. Menurutku, mawar tidak hanya melambangkan kecantikan, namun juga kekuatan. Merahnya simbol berani, sementara durinya simbol kuasa. Begitu menawan. Ada sedikit gambaran kedinamisan di sana.
Secara fisik, jujur, aku menginginkan kekasih yang berwajah dewasa. Kumis dan jenggot tipis, maybe? Mata yang teduh. Suara yang agak besar. Tinggi yang lebih dari 170 cm -tentu saja- karena aku sendiri punya tinggi segitu. Ha ha ha. Banyak sekali mintanya? Memangnya ada lelaki seperti itu di dunia ini?
Tunggu dulu, aku mulai berpikiran aneh. Mengapa ada tema menulis begini? Apakah tema ini ditujukan untuk jones-jones secara harafiah, atau untuk mengacaukan hubungan mereka yang sudah berpasangan?
![]() |
| Btw, perkenalkan ini kekasihku dari Korea Selatan |
Choi Minho, Justin Bieber, Sendoh Akira. Tiga sosok yang sangat kukagumi atas dasar yang berbeda-beda, walaupun jujur (lagi) aku tertarik pertama kali disebabkan oleh tampilan fisik. Seperti kata pepatah: “Dari mana datangnya lintah? Dari sawah, turun ke kali. Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati.” Akan kujelaskan sedikit mengenai tiga orang ini.
Pertama Minho, personil boyband SHINee asal Korea Selatan yang kutampilkan fotonya di atas. Aku menyukainya karena dia lucu, menggemaskan >.< -ah, tidak. Mengapa kau sangat imut?!-dan… ya entahlah. Aku rasa aku akan memulai fangirlin’-an di sini. He’s tall, kind, and very cute. Sudah begitu, Minho benar-benar olahragawan.
Kedua, Justin Bieber. Aku suka lagu-lagu Justin. Semakin dewasa, suaranya sungguh seksi, menusuk kulit.
![]() |
| Editan backgroundnya kelihatan banget, ya. Hm, bego banget deh gue. |
Aku sudah jadi fans (aku nggak berani menyebut diriku Belieber*) Justin sejak tahun pertama dia debut. Asal kalian tahu, telah banyak beredar isu-isu tak menyenangkan tentang Justin. Aku sedikit menyesal, mengapa paparazzi selalu memberitakannya dengan buruk? Apa salah Justin pada mereka?
Aku tak bisa menjelaskan secara rinci apa yang kusuka dari Justin. Terlalu banyak hal menyenangkan yang ada pada dirinya.
Terakhir, Sendoh Akira. Actually, Sendoh hanyalah karakter fiksi, tetapi dari ketiga sosok ini, lelaki seperti Sendohlah yang lebih kuidamkan.
Sendoh digambarkan sebagai figur yang murah senyum, bisa diandalkan, low-temperament, mahir berstrategi, dan yang paling penting: ganteng. Sifat yang begitu dewasa. Dia memenuhi kriteriaku dari segi fisik maupun non-fisik. Sayang seribu sayang, Sendoh cuma tokoh anime. Penjelasan ini pun jadi berakhir tragis.
Baiklah, kukira sudah cukup aku mencurahkan isi hatiku yang menjijikkan itu, (btw, tiga sosok yang kujelaskan ini tidak ada sangkut pautnya secara keseluruhan terhadap tipe kekasih yang kukehendaki) sekarang kembali pada bahasan utama. Bila dilihat lebih jauh, sesungguhnya aku ini orang yang agak kuno. Aku tidak suka jalan-jalan. Hobiku mendekam di rumah, internetan dan main game. Aku harap akan ada lelaki yang berlapang dada menerima ke-ansos-anku tersebut. Lebih-lebih aku berharap bila itu adalah kamu (maaf, aku lagi ngode).
Intinya, aku mendamba kekasih yang tangguh. Apapun itu, aku ingin dia yang berdiri tegak di tengah terjangan badai. Mengajariku cara menjadi kuat, hingga suatu saat bila dia tak lagi mampu, aku dapat membantunya. Menopang kedua kakinya. Berganti menjaganya.
Aku kurang suka orang lemah. Sama sekali tidak tertarik kepada lelaki yang tak punya luka. Di mataku, luka itu adalah tanda kerja keras. Semakin banyak, semakin menawan. Mungkin inilah alasan mengapa banyak perempuan memilih bad boy ketimbang good boy. Luka? Maybe yes, maybe no.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
******
*Alasan mengapa aku nggak berani memakai gelar Belieber adalah karena kupikir aku kurang banyak berkontribusi. Aku suka Justin, but… I can’t show it. Ada yang salah sama aku. Sungguh, aku pun tak paham.
NOTE:
1. Artikel ini ditulis dan dikehendaki untuk diikutkan event menulis. Tetapi saya mager, dan tidak jadi mengikutinya.
2. Artikel ini ditulis di waktu yang sudah sangat jauh dari masa kini. Saya yang sekarang bukan lagi saya waktu menulis ini, terutama perkara selera :v



0 Komentar