[[TALK]] - Mempertanyakan Hari Yang Seharusnya Kuhitung

Tepat tanggal 16 bulan Maret tahun 2020 pukul 01:43 saat aku selesai menulis kalimat pertama ini. Enggak tahu kenapa, setiap malam aku selalu lebih nyaman, senang, dan berenergi dibanding pagi atau siang hari. Apa karena aku introvert, makanya aku lebih suka suasana sepi? Hum, bisa jadi. Soalnya waktu pagi/siang itu kan banyak orang, jadi aku kurang emosional. Sudah lama enggak menulis. Rasa-rasanya keterampilanku bakal tumpul kalau dibiarkan terus. So, I decided to write something even it's feels randomly. Pada akhirnya, aku nulis curhatan.

Masa-masa sekarang ini adalah masa aku lagi hilang arah banget. Bahkan untuk menghambur-hamburkan uang, aku kadang males (selain juga mikir bagaimana mungkin aku hidup super boros ketika orang yang menafkahi aku mati-matian dalam prosesnya mencari uang itu). Apa semua mahasiswa semester 8 begini? Tapi aku lihat, nggak sedikit teman-temanku yang istiqomah nggarap skripsi sampai jauuuhhh sekali meninggalkan aku yang dari garis start-pun masih nampak jelas. Maksudku, belum sebegitu ada progresi nyata. Yah, memang aku pemalas. Seharusnya aku bisa, dan benarnya memang bisa menyamai mereka, tapi kenapa kenyataannya malah begini? Satu yang bisa kutuduh adalah kecenderungan denial dalam hati kecilku. Biyuh, berulang kali kuusahakan sembuh dan lenyap, tapi berjuang di atas kaki sendiri memang lebih sukar serta memakan banyak waktu dibanding dapat pertolongan #bacot.

Memikirkan hal ini aku jadi teringat sepenggal nasihat. Kalau tidak salah dari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa waktu itu tidak bisa diulang, maka pergunakan sebaik-baiknya. Aku tidak merasa pasti apa itu benar kutipan Ali atau bukan karena makin hari aku makin pelupa. Bahkan untuk sandi akun Facebook utamaku saja aku sampai pada "nggak yakin" sehingga ketika mengetik di kolomnya itu, sebenarnya aku nggak sepenuhnya "mengetik dengan percaya diri" melainkan "menerka". Sungguh, apa yang terjadi pada hayati? #killmenow. Aku sampai membuka satu tab baru di browser untuk mencari kesejatian hubungan antara kata mutiara dan yang mencetuskannya itu. *bermuara pada satu situs berita yang terpasangi iklan Ade Rai*. Biyuhhh (lagi) sampai jadi panjang begini. Yah, apapun itu, pokoknya yang berpusing di kepalaku adalah perkara waktu yang tidak bisa diulang. Takutku: berarti selama ini aku telah melakukan hal buruk, dong? Aku banyak menyia-nyiakan waktu dengan dalih macam-macam. Aih, betapa goblok??!?!? Sebagian besar aku sadar dan ingin berubah, tapi sekali lagi, keinginan yang muncul kemudian diusahakan sendirian itu sangat sulit berhasil. Apa ini artinya aku butuh teman? Apa aku butuh yang mengingatkan? Apa? Apa? Apa aku butuh pacar? #syapsyalalalala


Beberapa minggu ini kerjaku hanya nonton Dragon Ball dan belajar teknik menggambar digital dengan pen tablet karena aku berencana menerbitkan satu judul cerita webtoon. Ingin ini, ingin itu, yang nggak penting dilakukan, yang penting malah diabaikan. Hehehe #guebanget #sianjing. Oh, iya. Kabar buruk. Waktu nulis paragraf ini, aku nggak sengaja nyikut mangkok mi kari instant yang ada di sebelahku, loh. Yah, sekarang tumpah terus kuahnya muncrat ke tembok. Untung aja kuahnya tinggal dikit dan basahnya ter-cover oleh koran yang kutaruh di atas lantai :) #JANCOK. Sekarang aku harus membersihkannya, deh. Haduh, nambah-nambahin penggawean ae! Sumpeklah!


.


.


.


.


.


.

Ok, now I'm done cleaning the mess. Tapi mood nulisku mendadak hilang lagi. So, I probably continue this article some day omce I feeling down again. Bye, bye!




0 Komentar